Oleh Murib Ilham
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono)
Redaktur: Misbah
Editor: Sudono
Harianindonesiapost.com
Pematang sawah itu
Setiap hari aku berlalu
Batang batang padi bulu
Menenggelamkan tubuhku
Bocah bocah Desa bertubuh mungil
Menunggu padi memulai menguning
Mengusir burung emprit memakan bulir padi muda
Suara melengking bersaut sautan ramai bak kidung pagi
Damainya Desaku
Di pagi cerah di hamparan sawah
Mengalun musik alam suara bocah
Berceloteh senda gurau ceria berwajah cerah
Gemercik air mengalir
Melewati sungai kecil membasahi petak sawah
Menambah kesuburan padi bulu berbatang tinggi
Dari rawa sumber air selatan Desa
Rawa asri ditumbuhi bunga teratai warna warni
Dilindungi rimbunya pohon kelapa
Hidup berbagai ikan tawar has rawa
Masyarakatnya hidup bersahaja
Bersahaja namun bahagia
Salng mengenal saling bertegur sapa
Tepa selira dijunjung sama rata
Gotong royong guyup rukan seia sekata
Adem ayem tata tentrem kerta raharja
Rawa sumber air itu ...
Kini telah mengering
Bersama punahnya pepohonan kelapa
Entah kemana ikan tawar pergi
Dan bunga teratai tiada tumbuh lagi
Pematang sawah pun tertimbun urukan tanah
Tumbuh pabrik, gudang dan kantor mewah
Tiada lagi lengkingan suara bocah
Mengusir burung.menunggu sawah
Digantikan bising suara pabrik dari berbagai arah
Cerobong mengeluarkan asap menyengat bau tak sedap
Udara bersih pedesaan berubah polosi udara, panas, gerah
Peradapan masyarakat ikut ikutan berubah
Berlalu lalang orang orang bukan penduduk asli
Bukan berbusana muslim ciri Desa santri
Wajah tegang mengejar waktu berlari
Disiplin tinggi agar tak tertinggal rizki
Menjadi budak rizki duniawi
Adat istiadat, tradisi tidak lagi peduli
Hilang keramahan
Hilang sapaan
Hilang kebersamaan
Hilang keguyupan
Hilang kerukunan
Hilang nilai nilai keagamaan
Penduduk asli desa jadi orang kaya dadakan
Dijual semua sawah ladang
Iming iming pemodal besar bermisi penjajahan
Dengan harga fantastis milyaran
Hari ini mereka sombong punya banyak uang
Besuk anak cucu apa yang dipegang ?
Boleh jadi....jadi jongos sapi kerapan
Pekerja rodi tanpa bayaran
Oh... Desaku malang
Desaku tergerus zaman
Probolinggo. 6 Agustus 2020
0 Comments