Oleh Murib Ilham
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono)
Harianindonesiapost.com
Saksi bisu kala sejoli bertemu
Setelah berpisah bertahun tahun berlalu
Saling memandang penuh haru
Berpelukan erat hangat merasuk ke kalbu
Menangis tertawa meluapkan rindu
Dunia milik berdua tak ada yang mengharu biru
Mereka tak percaya kembali menyatu
Di sini di atas onggokan batu
Di jabal rahmah
Setelah bertahun tahun berpisah
Mencari berlari berjalan kaki bersusah payah
Di hamparan bumi tak berpenghuni tanpa arah
Menyusuri lembah sunyi, gurun sahara sepi tak mengenal menyerah
Mereka berteriak, memanggil manggil .... papah.... mamah.....
Tak ada sautan, hanya suara terpantul berbalik arah(Sudono Syue/ed)
Mereka terus mencari tak kehilangan asa
Suatu saat nanti pasti hidup bersama
Membina rumah tangga sejahtera bahagia
Setelah gagal berumah tangga di surga
Cita cita luhur membangun qoryah, madinah hinggah buldah, mengisi, meramaikan dunia
Adam dan Hawa manusia pertama
Membangun peradaban sejak belum ada
Sampai kini manusia berbudaya, berkemajuan hidup sejatera
Mengelola sumberdaya alam yang tersedia
Sebagai kholifatu fil ardh sebagaimana tujuan awal diciptakanya
Probolinggo, 12 Ramadhon 1441
0 Comments