Bukhori at Tunisi
(Alumni YTP, Kertosono)
Harianindonesiapost.com
Hawa, kau dituduh penyebab makan buah laknat
Padahal bukan
Syaitan menggoda kamu berdua, lalu terpedaya
Al-Qur'an membelamu
Dari jiwamu
Adam bangkit
melahirkan generasi rà bbani
Yang sesat, bukan karena bisikanmu, tapi
terpedaya syà itan
Nan jauh di seberang Rub'ul Khuli
Berdiri kokoh bangunan menjulang tinggi ke angkasa,
tempà t Ramses mau melihà t Ilà hnya Musa
Dia kerdil, saat diberitahu ada Raja Diraja Yang Maha Perkasa melebihi dirinyà dà n alam semesta
Dia disadarkan bidadari Surga, tapi enggà n,
Karena sudah istaghna
Kà ya rà ya, punyà kuasa
Nil pun di-dà ku-nya
Bidadari itu dibangunkan Istana di Surga
Karena tà k hanyut gemerlapnya intan permata
Asiyah orang menyebutnya
Hidup di kalangà n thagin
Tapi tak menghanyutkannya le lembah nista
Di tanah Haram
Lahir gadis mulia
Dari Sahabat setia
Walau ajal mau menjemputnya
Tà pi sang Nabi menenà ngkà n,
"La tahzan! Innallà ha ma'ana"
Semua kisah lahir dari kalam sucinya
Ia berkata saat ditanya,
"Kana khuluquhul Qur'an"
Hidup sang Nabi penuh semangat
Karena di sampingnya
Ada putri Sahabat yà ng cerdas, lincah, nà n shalihà h
Begitu juga para Ummul mukminin, mereka bidadà ri-bidadari dunia
Inspirasi pada semua
Lihatlah di ujung Tà nà h Rencong
Pendatang Kà pe dibuà t kocà r-kacir
Lari terbirit-birit
Padahal senjata melimpà h
Kalah hanya dengan sebilà h Rencong digenggà mannya
Karena dia tà hu haq
Tahu yang bà thil
Bidadari itu hafal Qur'an
Yang mengharamkannya tunduk pada orang kà pe
Walà u akhirnya tertangkap
Karena pengkhianat
Bidadari itu Cut Nyak Dien
Pendà mping lelaki perkasa
Tengku Umar namanya
Belanda dibuat malu
Beribu Senjata dipà nggul dari tà ngsi
Karena siyasi yang mempuni
Tanah Rencong yang tak pernah menyerah
Karena bidadari yà ng Qur'à ni
Terbanglà h ke angkasa
Menuju Sidratul Muntaha
Tapà kmu kan tetap di dunia, sebab di kaki ibumu surgà berà da
Kau tak kan pernah sampai di SurgaNya
Bilà kau menghardik wanita
Renggutlà h ridlanya
KÃ u kan bahagia di dunia
Dan kelak di Surganya
Dia itu bidadari
(Sudono Syueb/ed)
0 Comments