Oleh: Amin Sakin
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono)
Harianindonesiapost.com
Ketika Allah _Ta'āla_ menyifati bulan, Allah _Ta'āla_ berfirman:
{ وَقَمَرًا مُّنِيرًا }
_"Dan bulan yang bercahaya (muniiron)"_ (TQS. Al-Furqōn [25]: 61)
Ketika Allah _Ta'āla_ menyifati matahari, Allah _Ta'āla_ berfirman:
{ وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا }
_"Dan menjadikan matahari sebagai pelita (siroojan)"_ (TQS. Nūh [71]: 16)
Adapun ketika berkenaan pada Nabi kita, Muhammad ﷺ, Allah _Ta'āla_ berfirman:
{ وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا }
_"Dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izinNya dan sebagai cahaya yang menerangi (siroojan muniiron)"_ (TQS. Al-Ahzāb [33]: 46)
Allah _Ta'āla_ gabungkan dua sifat ini pada diri Rasulullah ﷺ dengan beberapa hikmah:
1. Menyempurnakan keindahan (identik dengan bulan) dengan keagungan (identik dengan matahari) pada diri Nabi ﷺ .
2. "Rahmat bagi seluruh alam" (rohmatan lil 'aalamiin) yang dibawa oleh Nabi ﷺ berupa Islam akan terus "memberikan cahaya" di sepanjang waktu ibarat silih bergantinya sinar matahari _(siroojan)_ di waktu siang dan cahaya rembulan _(muniiron)_ di waktu malam.
Allaahumma shallii wa sallim 'alaa nabiyyinaa Muhammad
0 Comments