Oleh: Bukhori T Tunisi
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono dan UIN SUKA, Yogyakarta)
Harianindonesiapost.com Mau pulang
Pulàng ke mana
Pulang ke Haribaan Ilahi
Atau
Pulang ke pangkuan Ibu Pertiwi
Tàk mudàh
Ternyata pulang pun hàrus melewati jalan terjal, berliku, dan buntu.
Tapi ada pintu
Lewatlah di situ
Karena itu yang kau tuju
Benar kata Tuhàn
Tempuhlah Jalan Tuhan dengan sungguh-sungguh
Karena kesulitan bersanding dengan kemudahan
Tuhan pun mengulang-ulang
Biàr manusia sadar
Tak ada jalan yang tak berlubang
Tak ada jalan yang tak berkelok-kelok
Itulah jalan yang harus kau tempuh
Biàr kau temukan tujuàn mu
Pulang dengan tenang
Ternyata dengan mujahadah
Bukan dengan Qailulàh
Apalagi bayatah
Tuhan mengatakan
Malam-malam bangunlah
Bertasbihlah di lailah yang panjang
Jangan kau terlelap di atas dipan empuk dan bantal-bantal yang tersusun rapi lagi menarik hati
Ketenangan kan kau temukan
Saat kau liqa' Tuhan mu
Bukan menuruti nafsumu
Jalan terjal
Memang
Di puncak Sidràtul Muntaha
Kau kan bahagia
Kau kan bangga
Karena kau bersimpuh dekat Singgasana
di bawah
Terasa kecil, hina, dàn fana.
Turunlah kàu
Kan meluncur secepat kilat
Ragamu kan hancur lebur
Menghantam bumi
Tak ada ikhtiar
Cuma foya-foya dan riang gembira
Teruslah!!!
Kau kan terpuruk
Ke Neraka terdalam
Cepat
Tapi siksa yang kau dapat
Bukan nikmat
Ternyata
Jatuh pun berakibat
Berbiaya bukan cuma-cuma
Mendaki pun melelàhkan
Penuh peluh keringat
Namun
Berujung ni'mat
0 Comments