Oleh: Bukhori At Tunisi
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono dan UIN SUKA, Yogyakarta)
Harianindonesiapost.com Gelap menyelimuti mayapada
Karena mentari terhalang mendung pekat
Hujan tak mau turun
Hanya kilat menyambar
Menari-nari genit
Tak berani menyambar syetan
Suasan makin gerah
pengap menyelimuti hari
Angin enggan berhembus
Panas berputar-putar
Mikail enggan meneteskan hujan
Karena sang kisra takut halilintar yang memekakkan telinga
Buta, tuli, bisu
Buta
tanpa cahaya
hanya gelap menemani
Berjalan pun tertatih-tatih
Menanti belas kasih
uluran tangan syetan
Hanya tongkat yang menemani
Tapi bukan tongkat Musa
Tuk menghalau domba
Memecah laut
Melumat ular berbisa
Memecah batu
Mengairi negeri
Tapi, tongkat Mak Lampir
tongkat tukang sihir
Tuk memukul kaum putih
Menebar racun berbisa
Menghasut
Menghembuskan kebencian
Hanya ada satu kata:
TUNDUK
Tapi TIDAK
Kata Sang Resi
Aku menyepi
Bertapa
Bukan tuk tunduk pada angkara
Walau ku tiada gemerlap intan permata
Emas berlian
Tapi ku punya
JIWA
Aku tidak TULI
Hanya mendengar bisikan syetan
Buat apa saja
Yang penting
menang
Kuasa
Dan, kaya
Telinga ku buka
Ku dengarkan bisikan Ilahi
Munajat di malam hari
Ku bersujud
Bersimpuh
Menangis
Mohon pada Ilahi
Mulutku tak BISU
Hanya berkata bila sama dengan yang KUASA
Iidahku kelu
Tapi lantang saat berhadapan Fir'aun
Ada yang fasih
Tapi kelu saat di depan Fir'aun
Tukang-tukang sihir
bergekayutan
Mengelilingi istana
Merapal mantra
Menolak balak
Menghalau musuh
Kata bertuah
Jadi kebenaran
Karena Samiri yang mendendangkan
Merdu di telinga yang pekak
Walau halilintar menyambar
Meraung-raung
Menggelegar
Mantra-mantra
Sudah tercipta ribuan tahun silam
Bim sala bim
Angka-angka berubah
Bim sala bim
Tak perlu banyak
Tambah 0
Kurangi 0
Cukup
Tak banyak kan
Tunggu saat tenggelam
Di laut Merah
Tapi tak guna penyesalan
Kau tumpuk piramida
Kau pendam permata
Qarun yang punya
Kau usir Musa
Ia sedikit
Tapi hidup
Hingga kiamat tiba
Kebenaran tak kan mati
Walau tiada (sudono/Ed)
0 Comments